BAB I
PENDAHULUAN
Analisis
SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada,
dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.[1]
Dilihat dari sejarahnya dan penggunaannya saat ini,
metode SWOT banyak dipakai di dunia bisnis dalam menetapkan suatu perencanaan
strategi perusahaan (strategic planning) sehingga literatur mengenai metode ini
banyak berkaitan dengan aspek penerapan di dunia bisnis meskipun pada beberapa
analisa ditemukan pula penggunaan SWOT untuk kepentingan public policy.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert
Humphrey yang melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970
dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune 500. Meskipun demikian,
jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an
sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business
School.[2] Namun pada saat pertama
kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang
dibuat masih bersifat deskripstif dan belum/tidak menghubungkan dengan
strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisa
kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ANALISIS SWOT
Analisa
SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan
(Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin
terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau
institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut
diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan
internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga
dalam mencapai tujuan.
Salah satu pendekatan yang dapat
dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui
analisis SWOT Rangkuti (2006) menjelaskan
bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats).
Analisis SWOT
digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri
dari kekuatan dan kelemahan (gambar 1.)
Gambar 1 : titik (x,y)
pada Kuadran SWOT
Opportunity O
(-,+) (+,+)
Ubah
Strategi Progresif
Kuadran III Kuadran I
Weakness Strenght
W Kuadran IV Kuadran II S
(-,-) (+,-) Strategi Bertahan Diversifikasi
Strategi
T
Threath
Kuadran I :
Ini merupakan situasi yang
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran III :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu
meminimalkan masalah internal perusahaan dengan cara mengubah strategi sehingga dapat merebut pasar yang
lebih baik (turn around).
Kuadran IV :
Ini merupakan situasi yang sangat
tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar bertahan dan dapat terlepas
dari kerugian yang lebih besar (defensive).
Dalam analisis
SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun
eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing faktor tersebut,
kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian
ditentukan fokus rekomendasi strategi.
Matrik SWOT
Alat yang digunakan dalam menyusun
faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman internal yang dihadapi
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik
ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada
Tabel 1. berikut :
Tabel 1. Contoh Matrik SWOT
E F I
E F E
|
STRENGTH (S)
(Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal)
|
WEAKNESSES (W)
(Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal)
|
OPPORTUNITIES
(O)
(Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal)
|
Strategi SO
Daftar kekuatan untuk meraih keuntungan dari peluang
yang ada
|
Strategi WO
Daftar untuk memperkecil kelemahan dengan
memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada
|
THREATS (T)
(Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal)
|
Strategi ST
Daftar kekuatan untuk menghindari ancaman
|
Strategi WT
Daftar untuk memperkecil kelemahan dan menghindari
ancaman
|
Sumber : Rangkuti, 2006
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka
didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan
jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan
peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada
kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta
menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal
dengan menghindari ancaman eksternal.
Matrik SWOT merupakan alat
pencocokan yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe
strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities),
Strategi ST (Strengths-Threats), dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).[3]
Terdapat 8 langkah dalam menyusun
matrik SWOT, yaitu:
- Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.
- Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
- Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.
- Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
- Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.
- Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat.
- Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat.
- Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
B.
Analisis Faktor
Strategis Eksternal
Analisis faktor
strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang
muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah
mengetahui faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel
faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS),
dengan langkah sebagai berikut :
- Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.
- Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.
- Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-msing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.
- Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
- Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi pada diagram analisa SWOT.
Tabel 2 Faktor-Faktor Strategis
Eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysi Summary/EFAS)
Faktor-faktor
Strategis Eksternal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
Pembobotan (Bobot x Rating)
|
Peluang (Opportunities/O) :
|
bobot peluang 1
bobot peluang 2
|
rating peluang 1
rating peluang 2
|
|
Jumlah O
|
a
|
b
|
|
Ancaman
(Threats/T) :
|
bobot ancaman 1
bobot ancaman 2
|
rating ancaman 1
rating ancaman 2
|
|
Jumlah T
|
c
|
d
|
|
T o t a l
|
(a+c) = 1
|
(b+d)
|
Sumber : Rangkuti, 2006
C.
Analisis Faktor
Strategis Internal
Analisis faktor
strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan
faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.
Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang
sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal (Internal Strategic
Factors Analysis Summary/IFAS). Bentuk tabel IFAS adalah sepeti
terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Faktor-Faktor Strategis
Internal (Internal Strategic Factors Analysis
Summary/IFAS)[4]
Faktor-faktor
Strategis Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
Pembobotan
(Bobot x
Rating)
|
Kekuatan
(Stregths/S) :
|
bobot kekuatan 1
bobot kekuatan 2
|
rating kekuatan 1
rating kekuatan 2
|
|
Jumlah S
|
a
|
b
|
|
Kelemahan (Weaknesses/W):
|
Bobot kelemahan 1
bobot kelemahan 2
|
rating kelemahan 1
rating kelemahan 2
|
|
Jumlah W
|
c
|
d
|
|
T o t a l
|
(a+c) = 1
|
(b+d)
|
Sumber : Rangkuti, 2006
D.
Analisa SWOT
dan Kemampuan Bersaing
Walaupun terdapat beberapa
metode penentuan faktor SWOT, sebuah perusahaan harus mampu bersaing dengan
meminimalisir kelemahan dan ancaman sehingga perusahaan tersebut dapat
berkembang lebih cepat dan dengan penentuan tersebut akan tergantung dari
faktor lingkungan yang berada di luar institusi. Faktor
lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi
karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di luar kendali institusi (exogen)
sementara faktor internal merupakan faktor-faktor yang lebih bisa dikendalikan.
Faktor-faktor
yang menjadi kekuatan-kelemahan peluang dan ancaman :
1.
Kekuatan dan Kelemahan.
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan
untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive
competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi
apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah
kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika
pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki
core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan
relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa
untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika
dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari
kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan
dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak
berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2.
Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang di dapatkan dengan membandingkan analisa internal
yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisa
internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan peluang juga harus
diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus
dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga
tingkatan :
a)
Low, jika memiliki daya
tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.
b)
Moderate : jika memiliki
daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil atau
sebaliknya.
c)
Best, jika memiliki daya
tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya besar.
Ø
Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan
(persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat
keparahan pengaruhnya (serousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of
occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
a)
Ancaman utama (major
threats), adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan dampaknya
besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa contingency planning yang
harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b)
Ancaman tidak utama
(minor threats), adalah ancaman yang dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya
kecil.
c)
Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat
keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Ø
Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan bahwa :
i.
Suatu institusi
dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki major opportunity yang besar dan
major threats yang kecil.
ii.
Suatu institusi
dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada saat yang
sama.
iii.
Suatu institusi
dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat.
iv.
Suatu institusi
dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.
Tujuan
penetapan visi antara lain adalah :
(1)
mencerminkan apa yang akan dicapai
(2)
memberikan arah dan fokus strategi yang jelas
(3)
menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik
(4)
memiliki orientasi terhadap masa depan.
Meskipun sifatnya adalah impian, visi
harus memenuhi kriteria di antaranya adalah :
a)
Dapat dibayangkan oleh seluruh anggota organisasi
b)
Mengandung nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi
c)
Memungkinkan untuk dicapai
d)
Terfokus pada efisiensi, efektivitas dan ekonomis
e)
Berwawasan jangka panjang tetapi tidak mengabaikan perkembangan zaman
f)
Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh anggota organisasi.
Dari
visi akan dituangkan cara yang digunakan institusi dalam mencapai visi. Secara
konseptual cara tersebut akan tertuang dalam misi dan secara aplikatif akan
terlihat dalam strategi.[5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Analisis Swot adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing.
Analisis Swot sangat penting
perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena analisis dan gambaran yang
diberikan merupakan tolak ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan pendidikan
lebih lanjut. Setelah analisis, perlu dirumuskan visi, misi, tujuan, dan
program kerja yang lebih konkrit.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon.
2007. Strategic
Management For
Educational Management ( Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan
). Bandung : Alfabeta.
Rangkuti, F. (2006), Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama ; Jakarta.